/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Monday, April 1, 2013

Ujian Nasional SMA Indonesia

Seperti yang kita ketahui, pada 15-18 April 2013, akan dilaksanakan ujian nasional untuk SMA dan sederajat, banyak komentar tentang ujian nasional ini, saya akan membahas ujian nasional.
Banyak dari kalangan siswa yang akan menempuh ujian nasional yang belum siap, seperti yang juga saya alami, banyak dari kami mengeluh karena ujian nasional terlalu mbebani para siswa kelas XII. Menurut saya ada sisi posotif dan negatif dari pelaksanaan ujian nasional ini.
Sisi positif dari pelaksanaan ujian nasional dapat kita ketahui yaitu siswa dan guru akam lebih terpacu  dalam kegiatan belajar, untuk mendapatkan nilai tinggi dalam ujian nasional, karena hal ini juga berpengaruh bagi nama baik sekolah. Kemudian dengan diadakannya ujian nasional ini kemungkinan besar sekolah-sekolah baik di desa maupun kota akan merata, hal ini sangat baik untuk kemajuan pendidikan nasional, selain itu ujian nasional juga membentuk anak agar lebih berani dalam menghadapi tantangan.
Tetapi di sisi lain, dampak negatif dari pelaksanaa ujian nasional juga banyak, kebanyakan para siswa merasa mata pelajaran ujian nasional terlalu banyak dan kurang fokus pada jurusan yang ditempuh. Kemudian ujian nasional masih dipakai sebagai standar kelulusan di Indonesia, hal ini membuat para siswa tertekan, karena hal ini banyak siswa yang kurang percaya diri, karena takut jika tidak lulus ujian nasional, banyak siswa yang mebghalalkan segala cara agar dapat lulus ujian nasional. Selain kecurangan para siswa, pemerintah tampak kurang begitu percaya kepada para siswa, ini terbukti dengan ditambahkannya paket soal ujian nasional, hal ini membuat para siswa menjadi tambah kurang percaya diri. Selain itu kurangnya pemerataan sistem pendidikan  dan tenaga pengajar membuat ujian nasional tampak tidak adil bagi kawan-kawan di daerah. Kemudian dengan sistem kelulusan 60% nilai ujian nasional dan 40% nilai sekolah ini tampaknya belum cukup adil, karena ujian nasional masih sebagai penentu kelulusan, padahal selama 3 tahun belajar di sekolah banyak pelajaran yang didapat dan prestasi siswa di bidang akademik dan non akademik, tidak dapat membantu banyak dalam kelulusan siswa.
Untuk menyelesaikan hal ini mungkin saya dapat memberi saran agar ujian nasional tidak menjadi syarat utama kelulusan, baik dengan sistem  kelulusan 50% nilai ujian nasional dan 50% nilai sekolah, atau semua siswa dipastikan lulus untuk ujian nasional dengan syarat kejujuran dalam mengerjakan, hal ini cukup adil karena selain menguji kemampuan siswa disisipkan juga nilai luhur bangsa yaitu kejujuran, dengan hal demikian membuat siswa lebih percaya diri karena tidak ada standar nilai lulus dan juga para siswa akan lebih berani dan berusaha dengan kemampuan sendiri karena tidak terpengaruh oleh masa depan para siswanya jika dijamin lulis, hal ini memberi motivasi siswa bawha nilai yg didapat dengan jujur lebih berharga daripada dengan standar kelulusan yang telah ada tetapi banyak kecurangan yang terjadi. Tidak kalah pentingnya, jika masih menggunakan standar kelulusan yang ada, sebaiknya standar pendidikan di daerah juga harus ditingkatkan dengan cara menambah tenaga pengajar yang memiliki kemampuan mengajar pendidikan materi dan mengajar pendidikan karakter yang lebih baik, agar Indonesia memiliki penerus yang baik.

No comments:

Post a Comment